top of page
Writer's picturePaulus Chendi

Simak Yuk! Pertolongan Tuhan di tengah Krisis



Ahab, raja Yehuda membawa rakyatnya menyembah berhala (1 Raja-raja 17:1-16). Penyembahan berhala adalah kekejian bagi Tuhan dan Tuhan menghukum mereka dengan kemarau panjang. Tidak ada hujan, sumber-sumber air menjadi kering, panen gagal, kelaparan mengancam, penyakit berkembang, dan banyak rakyat meninggal. Tuhan memerintahkan Elia bersembunyi di tepi sungai Kerit. Ia minum dari sungai itu dan burung-burung gagak pagi dan petang bawa roti dan daging kepadanya (ayat 1-6).


Ketika sungai Kerit menjadi kering, Tuhan perintahkan Elia pergi ke kota Sarfat dan seorang janda Tuhan akan memberi ia makan. Ketika bertemu Elia, janda ini mengatakan dia tidak punya makanan lagi, yang ada di tangannya hanya tinggal segenggam tepung dan sedikit minyak, ini makanan terakhir buat dia dan anaknya. Setelah memakannya mereka akan mati (ayat 12). Kata mati itu adalah puncak dari ketidak berdayaan dan habisnya semua sumber daya untuk menopang kehidupan. Krisis besar sedang melanda Yehuda. Seluruh rakyat sedang merana.


Sekarang kita juga sedang menghadapi krisis, tidak hanya Covid tetapi juga kelesuan ekonomi. Bisnis menjadi sulit, dagangan sepi, omset turun, sulit mendapat keuntungan, terjadi PHK di mana-mana. Orang-orang mulai panik, kuatir harga barang-barang naik, kuatir tidak bisa membayar cicilan, kuatir tidak bisa bayar uang sekolah, kuliah anak, takut rumah disita bank, dsb. Sungguh kita masuk dalam satu keadaan yang membuat stress dan merasa tidak berdaya.


Di tengah situasi krisis ini, Elia berkata “Janganlah takut!...sebab beginilah firman Tuhan” (ayat 13-14). Sama-sama mengalami krisis, bedanya Elia dengan orang lain adalah Elia memiliki firman Tuhan yang menguatkan dirinya. Demikian pula kita sama-sama menghadapi covid dan kelesuan ekonomi. Kita mengalami kesusahan dan kekuatiran seperti yang orang lain rasakan. Tetapi bedanya kita memiliki firman Tuhan. Kita memiliki janji-janji pemeliharaan Tuhan. Firman Tuhan adalah kehadiran Tuhan itu sendiri. Itu sebabnya meskipun kita mengalami kondisi yang sama dengan orang lain, jangan kita takut, jangan kuatir dan putus asa. Perhatikan apa yang Tuhan lakukan di ayat 4, “Burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana” dan ayat 9 “Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.” Di tengah krisis Tuhan melakukan apa yang tidak pernah kita pikirkan. Burung gagak pun di suruh bawa makanan dan seorang janda pun dipakai Tuhan jadi berkat.


Sulit memikirkan burung-burung gagak membawa daging karena gagak sendiri adalah pemakan daging, bisa saja daging itu dimakannya sendiri, lagi pula ini terus berlangsung tiap hari sampai sungai Kerit kering, tetapi itu yang terjadi. Demikian juga sama sulitnya memikirkan seorang janda yang sudah tidak lagi memiliki sumber penghasilan, bagaimana ia dapat memberi makanan bagi dirinya, anaknya dan Elia di tengah krisis? Janda yang tadinya mengatakan“…sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli.” (ayat 12). Tetapi ketika janda itu mentaati firman Tuhan yang diucapkan Elia, mujizat terjadi. “Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang…” (ayat 16). Janda yang tadinya mengatakan “kami akan mati” ia tidak mati, sebaliknya minyaknya tidak habis dan tepungnya tidak berkurang, sekarang ia mempunyai persediaan makanan yang cukup untuk menopang hidupnya, hidup anaknya dan Elia. Apa yang tidak mungkin bagi kita, mungkin bagi Allah. Kita lihat, di tengah krisis Tuhan dapat memberikan berkat-Nya dengan cara yang tidak pernah kita pikirkan. Di tengah krisis, Tuhan menyatakan kehadiran-Nya. Itu sebab di tengah krisis kita harus tetap percaya dan taat kepada firman-Nya.


Tuhan memiliki tujuan dengan apa yang Dia lakukan. Di akhir kisah, janda ini mengatakan sesuatu yang sangat penting, “Sekarang aku tahu engkau abdi Allah dan firman Tuhan yang kau ucapkan itu adalah benar.” (ayat 24). Lewat kesulitan yang dialami, janda ini menjadi semakin mengenal Tuhan dan mengakui firman Tuhan itu benar, ya dan amin! Harusnya ini terjadi juga pada kita, melalui kesulitan yang engkau alami, engkau akan semakin mengenal Tuhan dan semakin mempercayai firman-Nya. Itulah yang Tuhan kehendaki. Bagi Tuhan meniadakan krisis itu segampang membalikkan telapak tangan, namun Tuhan mengijinkan itu terjadi agar kita diproses untuk semakin mengenal dan mengandalkan Dia dalam hidup kita.


Elia pergi ke sungai Kerit dan pergi ke janda Sarfat karena firman. Janda Sarfat bisa bertahan hidup karena memiliki janji Tuhan bahwa tepung dan minyaknya tidak akan berkurang. Percaya dan pegang teguh firman Tuhan, dengan percaya dan taat engkau dapat melihat pekerjaan Tuhan yang ajaib dalam hidupmu. Dengan percaya firman engkau akan dimampukan melewati krisis. Jika engkau belum memiliki firman, undanglah Yesus, Sang Firman itu masuk ke dalam hatimu.

Bekerjalah dengan semangat, jangan panik dan putus asa ketika kesulitan datang. Saat kesulitan hadir, Tuhan juga hadir! Dari kesulitan muncul kesempatan-kesempatan, dari kesulitan muncul mujizat. Itulah pertolongan yang ajaib dari Tuhan untuk kita semua yang mau taat kepada-Nya.

Comments


bottom of page