top of page
Writer's picturePaulus Chendi

Sikap Menantikan Kedatangan Tuhan

Updated: Oct 31, 2020



Dari waktu ke waktu ada saja orang Kristen yang jadi tukang ramal atau yang jadi nabi dadakan menubuatkan Kristus akan datang tanggal sekian dan jam sekian. Hati-hati, ini nabi dan pengajar palsu. Memang di akhir jaman seperti yang dikatakan Tuhan Yesus, akan muncul banyak orang-orang demikian. Tujuannya? Menyesatkan orang Kristen sebanyak mungkin. Manusia punya rasa ingin tahu yang tinggi, apapun mereka pengin tahu: dari hal yang remeh sampai yang tidak ada jawabannya, dari artis yang cerai sampai nanti dia bakal menikah dengan siapa, terus diikuti, terus dicari tahu, terus jadi gosip. Kapan Tuhan Yesus datang kembali oleh beberapa pengajar juga dijadikan komoditi gosip dan sudah banyak orang Kristen yang imannya digoyahkan karena jadi korban gosip. Walaupun apa yang mereka prediksi tidak pernah terjadi, tetap saja ada orang yang percaya kepada perkataan mereka.

Gejala ini juga terjadi di zamannya Paulus, bahkan jauh sebelumnya, murid-murid juga bertanya kepada Yesus sendiri, “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?”(Mat 24:3). Yesus menjawab, “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Mat 24:36).

Paulus mengingatkan jemaat Tesalonika (dalam 1 Tesalonika 5:1-11) untuk tidak berusaha mencari tahu kapan Kristus datang kembali, alasannya jelas, tentang datangnya akhir zaman dan Yesus datang kembali, tidak dituliskan kapan waktunya (ayat 1) dan waktu-Nya akan datang seperti pencuri pada malam (ayat 2), tidak bisa diketahui dengan pasti. Kristus akan datang secara tiba-tiba, dan tidak bisa diperkirakan waktunya. Jadi jangan pernah tertarik pada ramalan dan nubuatan palsu, ng usah dengarin. Yesus sudah katakan dengan tegas, “tidak ada seorangpun yang tahu”. Kalau ada yang mengklaim tahu, sesungguhnya dia tidak tahu bahwa tidak ada seorangpun yang tahu. Tugas kita berjaga-jaga saja. Selalu siap sedia setiap saat.

Orang yang tidak mengenal Allah tidak berjaga-jaga. Mereka menyangka semua akan damai dan aman (ayat 3). Jadi mereka hidup dalam dosa, hawa nafsu, perzinahan, kejahatan, kerakusan, dsb. Mereka terlena di dalam dosa. Hari Kristus datang adalah hari penghakiman, di mana semua orang akan menerima penghakiman Allah. Orang yang tidak mempersiapkan dirinya akan menerima hari yang menakutkan. Orang yang tidak berjaga-jaga tidak siap, mereka terkejut dan menyesal tetapi sudah terlambat.

Sebaliknya orang yang mengenal Allah, mereka hidup berjaga-jaga, selalu bersiap sedia. Berjaga-jaga bukan berarti tidak tidur, atau tidak perlu bekerja, tiap hari hanya diam menunggu. Bukan seperti itu! Berjaga-jaga itu artinya setiap hari, ia hidup seperti hari ini adalah hari terakhirnya. Loh kok ngeri gitu? Tidak ngeri. Paulus katakan kita ini anak-anak siang bukan orang-orang malam. Kita tidak tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar (ayat 5-6). Ini bahasa kiasan, bahwa orang yang tidur tidak sadar, tidak waspada, tidak bersiap-siap. Tetapi kita ini berjaga-jaga dan sadar. Itu sebabnya saya katakan kita harus hidup dengan motto: hiduplah seperti hari ini adalah hari terakhir kita. Kita sadar Kristus pasti datang kembali, jadi setiap hari kita hidup dengan tidak mengurangi iman kita, pengharapan kita kepada Kristus. Kita mempertahankan kehidupan yang konsisten: konsisten dalam pengharapan, konsisten dalam berbuat baik, konsisten dalam menataati firman, konsisten dalam berdoa, konsisten dalam menjauhi perbuatan dosa, dsb. Inilah sikap berjaga-jaga.

Seandainya hari ini adalah hari terakhir hidup saya, apa yang akan terjadi? Kita pasti akan hidup baik-baik. Kapan Yesus kita tidak tahu, tetapi hidupilah setiap hari seolah-olah Yesus datang hari ini, agar ketika Tuhan datang, kita didapati tetap setia, tetap hidup beriman. Bukan sedang berbuat dosa. Maukah kita hidup dengan motto “hidup setiap hari seolah-olah Yesus datang hari ini?” Orang yang memiliki sikap berjaga-jaga, ia pasti akan mau melakukannya. Sebab kehidupan yang seperti inilah yang namanya berjaga-jaga, rohaninya selalu siap sedia. Orang yang demikian ketika Tuhan datang akan menerima pahala. Hari Tuhan bisa berarti Kristus datang atau kita yang kembali kepada Bapa melalui kematian. Mana yang dulu tidak terlalu penting, tetapi hidup berjaga-jaga harus ada dalam diri kita. Ketika kita meninggal kita sudah siap, atau ketika Kristus datang kita juga sudah siap. Inilah sikap dalam menantikan kedatangan Tuhan yang perlu kita miliki.

Comments


bottom of page