top of page
Writer's picturePaulus Chendi

Hikmah di Balik Kehilangan Keledai

Updated: Aug 1, 2020



Seringkali kita mencari-cari dan mengharapkan Tuhan memimpin atau Tuhan berbicara kepada kita melalui tanda-tanda yang spektakuler, karena rasanya itu lebih meyakinkan dan lebih istimewa seperti yang sering dikatakan para pengkhotbah, “Tuhan berbicara kepada saya”, “Tuhan membawa saya ke surga atau ke neraka”, “penyakit saya sembuh”, “utang saya lunas”, dsb. Mengharapkan semua itu ya boleh-boleh saja, namanya juga berharap tetapi jangan lupa seringkali Tuhan juga berbicara lewat hal-hal yang sangat biasa sampai-sampai kita tidak sadari atau itu di luar perkiraan kita. Contohnya kisah Saul diurapi jadi raja ini (1 Raj 9:1-17). Mengangkat seseorang jadi raja itu peristiwa yang sangat besar, namun kalau kita membaca kisah Saul, sepertinya dia menjadi raja itu cuma karena kebetulan saja.

Kisah ini dimulai dengan kebetulan Ayah Saul bernama Kish kehilangan keledai-keledai betina (tidak disebutkan berapa ekor) dan Saul disuruh cari (ayat 3). Keluarga Kish adalah orang kaya (ayat 1), mencari keledai hilang harusnya tugas para pembantu tidak perlu sampai menyuruh tuan muda turun tangan. Tetapi itulah yang terjadi. Saul dan bujangnya sudah keliling empat tempat namun keledai belum juga ditemukan (ayat 4). Aneh keledai ini, harusnya perginya tidak terlalu jauh, tetapi sepertinya lenyap ditelan bumi. Kebetulan mereka tiba di tanah Zuf (ayat 5) tempat di mana ada seorang abdi Allah. Muncul ide untuk tanya pelihat (ayat 6) setelah sepakat mereka ke kota, ke tempat abdi Allah itu. Dalam kebingungan, kebetulan di jalan pendakian ke kota itu, mereka bertemu dengan gadis-gadis yang keluar hendak menimba air. Ketika ditanya, aneh sekali gadis-gadis ini dapat memberi info yang sangat detail tentang di mana dan kapan mereka bisa menemukan pelihat itu (ayat 11-13). Akhirnya Saul dan Samuel bertemu saat saling berpapasan di kota. Sebelum Samuel bertemu Saul, Tuhan telah memberi antisipasi kepada Samuel untuk menyambut dan mengurapi Saul menjadi raja (ayat 15-17)

Apa yang ada di benak Anda ketika membaca kisah ini? Tidak ada hal yang luar biasa. Tidak ada tanda dari sorga atau suara dari langit. Mungkin kita melihat peristiwa ini sebagai kebetulan, tetapi di tangan Tuhan tidak ada yang kebetulan. Allah kita adalah Allah yang memimpin, mengatur dan mengontrol sejarah. Ia telah merancang segala sesuatu di dalam kehendak-Nya dan semua itu pasti terjadi. Kisah ini harus dibaca mulai ayat 15-16 baru membaca ayat 3 dst. Sebelum keluarga Saul kehilangan keledai betina dan seterusnya, Allah telah memulai sebuah rencana dan rencana ini telah diberitahukan kepada Samuel. Ini bukan sebuah peristiwa kebetulan, di balik semua ini ada tangan Allah sebagai inisiator yang merancang dan memimpin sampai rencana itu terwujud. Sampai di sini apa yang bisa kita simpulkan? Hikmah di balik kehilangan keledai. Allah memimpin Saul sampai kepada Samuel melalui peristiwa yang biasa, yakni peristiwa kehilangan keledai. Dalam pimpinan Tuhan, Saul tidak menemukan keledainya, tetapi menemukan Samuel yang akan mengurapi dia sebagai raja pertama bangsa Israel.

Masihkah kita terus tertarik dan mengharapkan hal-hal yang spektakuler? Allah turut bekerja dalam segala sesuatu (yang spektakuler dan yang biasa) untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia. Jangan bangun imanmu di atas hal-hal yang fenomenal. Tuhan tidak selalu bekerja dengan cara demikian, bahkan untuk mengurapi seorang raja sekalipun. Kita melihat hal yang mirip terjadi dalam 1 Raj 19:11-13. Tuhan berbicara kepada Elia bukan di dalam badai yang dahsyat, angin besar dan kuat yang membelah gunung dan memecahkan bukit batu, juga bukan di dalam gempa atau api, tetapi Tuhan berbicara kepada Elia di dalam angin sepoi-sepoi basa. Tuhan memimpin melalui peristiwa biasa. Seringkali kita berharap melihat hal-hal yang luar biasa sehingga kita lupa menghargai hal-hal yang biasa.

Apakah Anda sedang mencari pimpinan Tuhan? Temukan pimpinan, temukan kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, Tuhan tidak selalu ada di dalam badai yang dahsyat. Ia juga hadir dan berbicara dalam angin sepoi-sepoi basa. Kita perlu mengantisapi hal-hal yang biasa ini, jangan sampai kita tidak peka dan akhirnya kehilangan pimpinan Tuhan.

Mari, selalu minta hikmat kepada Tuhan agar dapat melihat pimpinan dan kehadiran Tuhan pada setiap peristiwa biasa dalam hidup kita. Ingat, kalau kita selalu mengharapkan hal yang spektakuler kita bisa kehilangan makna kesederhanaan. Justru di dalam kesederhanaan itu kita menemukan hal yang spektakuler. Hargailah dan bersyukurlah untuk kejadian biasa di sehari-hari kita. (PC)


Comments


bottom of page