top of page
Writer's picturePaulus Chendi

Wajib Tahu Perbedaan Ini Kalau Ingin Meraih Keharmonisan Dengan Pasangan*

Updated: Aug 1, 2020


Luangkan lebih banyak waktu untuk mengenali pasangan Anda supaya anda dapat memperlakukannya dengan lebih tepat. Perlakukan yang tepat adalah pancaran cinta yang kuat.” –PC


Pendahuluan

Pasangan yang datang konseling ke saya, seringkali sudah punya anggapan bahwa mereka telah menikah dengan orang yang salah. Yang lain berpikir jika mereka bercerai sementara masih muda, mungkin masih punya kesempatan untuk menemukan orang yang tepat dengan begitu ada kesempatan untuk menemukan kebahagiaan. Perceraian sering dianggap sebagai jalan keluar untuk mengejar kebahagiaan baru. Sungguh itu anggapan mereka.


Sebenarnya banyak konflik dalam rumah tangga timbul disebabkan karena kurang mengenali pasangannya. Bukan kurang mengenali wajah pasangannya, nanti istri orang dikira istrinya, Mengapa kurang kenal? Ada kesalahan waktu pacaran. Waktu pacaran sih merasa seolah-oleh sudah saling mengenal, setelah dibawa ke rumah baru terkaget-kaget, termehek-mehek, minta pisah, salah menikahi orang katanya.


Perbedaan apa saja yang perlu dikenali? Banyak aspek sih, perbedaan karakter, kebiasaan, latar belakang keluarga, status sosial, pendidikan, ras, budaya, dsb. Di sini hanya disebutkan beberapa saja yang termasuk perbedaan bawaan atau perbedaan asal yang sulit dikompromikan.

1. Perbedaan pola pikir.

Dikatakan otak laki-laki itu seperti ruangan arsip besar dengan kotak-kotak yang tersusun rapi. Sedangkan otak perempuan seperti ruang server penuh kabel jaringan yang saling terhubung. Pria: fokus satu hal tetapi mendalam. Uniknya, ada satu kotak yang istimewa di kepala semua laki-laki. Kenapa istimewa? Karena tidak ada isinya. Namanya Nothing Box. Ini adalah kotak favorit mereka. Inilah yang menyebabkan laki-laki bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk tidak melakukan apa-apa. Seperti merokok dan minum kopi doang. Memancing, tanpa mendapatkan ikan. Main game, yang sudah tamat diulang-ulang. Tidur-tidur ayam, sampai seharian. Atau apapun lah bentuk kegiatan sia-sia lainnya. Perempuan: Ada kabel anak. Ada kabel investasi. Ada kabel tagihan listrik. Ada kabel tetangga. Ada kabel lebaran. Ada kabel cucian. Ada kabel baju. Ada kabel dapur. Kabel diskon dan kabel-kabel itu bekerja saling berhubungan satu sama lain.


Saya ingat satu saat saya ajak istri merencanakan liburan, saya mulai mencari-cari tempat yang menyenangkan, yang alami, banyak pohon atau ada sawahnya, ada hamparan pasir yang luas atau senja yang langitnya berwarna jingga. Boro-boro istri merasa excited, istri saya berkata: bagaimana dengan les anak, sekolah anak, berapa biaya yang dibutuhkan, bagaimana dengan tagihan-tagihan bulan ini, rumah ditinggal, kita nggak punya koper besar, dst. Ribet amat ya! Belum pergi aja pikiran sudah dibebani banyak hal. Sekarang saya mengerti mengapa itu terjadi. Saya harus menerima begitulah cara berpikirnya, ambil aja sisi positifnya lah. Persiapan liburan menjadi lebih matang. Jadinya bisa pergi berlibur dengan hati yang lega dan tanpa beban.

2. Perbedaan cara kerja otak

Corpus Colossum (Otak Tengah). Laki-laki: Otak tengahnya tipis. Jadi otak kiri dan kanan bekerja sendiri-sendiri. Hal ini menyebabkan laki-laki cepat fokus setelah 10 menit. Dan pada saat fokus pendengaran laki-laki menurun. Perempuan: Otak tengahnya lebih tebal 30%, sehingga otak kiri dan otak kanannya bersambungan. Menyebabkan perempuan bisa mengerjakan pekerjaan lebih dari satu pekerjaan dalam satu waktu tanpa merasa terganggu.


Kemampuan verbal: Otak bicara wanita beda dengan otak bicara laki-laki. Otak bicara laki-laki programnya ada di belahan kiri saja, perempuan kiri dan kanan depan (pantasan cerewet). Pria mengeluarkan rata-rata dari 7000 kata, (pendiam 5000, pembicara 9000) termasuk kata-kata dan bahasa verbal dan non-verbal. Wanita mengeluarkan rata-rata 20.000 kata (pendiam 16.000)


Ada suami yang datang konseling ke saya mengatakan sudah tidak tahan dengan istrinya. Dia bilang setiap hari dirinya seperti diinterogasi. Ketika saya di kesempatan lain bisa bertemu dengan istrinya, ia bilang saya cuma tanya-tanya kok, boleh kan sebagai istri saya tahu kegiatan suami saya? Andaikan mereka tahu perbedaan ini, mungkin sedikit bisa lega, bahwa pasangannya bukan tidak cinta lagi, tapi memang ada perbedaan antara pria dan wanita.


3. Perbedaan Hormon Testosteron dan Estrogen

Dikatakan bahwa hormon testosteron pada pria menyebabkan pria agresif. Hormon ini sifatnya tidak menetap, pria pada usia 50-60 tahun testosteron menurun jumlahnya. Hal ini menyebabkan sifat agresi pria berkurang dan berubah menjadi lebih mendidik, jadi yang lebih dominan adalah hormon perempuan seperti estrogen, sifat-sifat perempuan menjadi lebih dominan. Sedangkan pada wanita terjadi sebaliknya, setelah memasuki pre menopouse atau menopause (usia 40 tahun) hormon estrogen menurun dan testosteron tetap. Hal ini menyebabkan wanita merasa lebih tegas dan lebih percaya diri. Wanita jadi lebih aktif di luar. Wanita akan lebih stres karena lebih aktif, banyak pekerjaan.

Langkah-langkah meraih keharmonisan.

· Kenalilah pasangan kita dan keterbatasannya; hiduplah di dalam-bukan di luar keterbatasannya. Contoh kasus: suami pulang dari kerja, istri mau melapor (rumah begini, anak begini, ada kejadian begini) suami walaupun sudah capek cobalah mendengar karena istri sudah sumpek seharian terpenjara di rumah. Sebaliknya istri terimalah kalau jawaban suami cuma pendek/diam karena di luar dia sudah kehabisan kata-kata, sudah malas ngomong, atau masih kepikiran masalah di kantor. Solusi: ya tunggu waktu sudah santai, tunggu waktu yang pas baru ngobrol. Kalau masing-masing bisa beri dulu empati dan dukungan, setelah itu baru ngobrol, kan enak. Jangan hatam kromo, tidak sabaran karena merasa sudah suami istri. (Terapkan 3M: Mengenali, Menerima dan Menyesuaikan dengan pasangan.)


· Bila kita dapat menolongnya, lakukanlah dan jangan permasalahkan mengapa ia tidak bisa melakukannya. Contoh kasus: suami tidak konsen sambil kerja jaga anak. Saat istri pulang rumah berantakan, anak menangis, tv yang masih menyala, kipas belum dimatikan. Istri paling langsung naik darah karena kalau istri yang jaga rumah semuanya beres. Para suami, bantulah istri kalau air PAM mati dan istri tidak tahu bagaimana caranya menghidupkan air dari bak, kalau istri telpon terus dan nggak bisa-bisa, jangan emosi, nada bicara langsung tinggi, sebaliknya kalau memungkinkan pulang, pulanglah dan nyalakan airnya. (di sinilah terlihat ada empati, pengertian, penerimaan)


· Bersikaplah penuh welas asih dan murah hati. Sebelum menikah kita semua punya idelisme tentang calon pasangan kita. Sekarang setelah menikah pasangan kita sesuai dengan idealisme atau tidak bukan hal yang terlalu penting. Bagaimana Anda merawat kehidupan pernikahan anda itulah yang terpenting. Kita masing-masing memiliki keunikan bawaan, toh Tuhan menciptakan manusia dalam perbedaan untuk saling melengkapi.


Nah, setelah tahu ada perbedaan seperti ini, apa langkah selanjutnya? Suami istri perlu mengembangkan sikap saling menerima perbedaan dan keunikan diri masing-masing, jangan berpikir saya harus merubah dia seperti saya. Seperti sekarang kita mungkin seumur hidup akan hidup berdampingan dengan C19. Jangan menyangkal atau merasa hidup kita tidak berguna, sebaliknya kita belajar hidup dengan kenyataan ini. Belajar menerima dan hidup berdamai dengan C19 adalah jalan keluar terbaik. Begitu juga dengan pasangan kita.


Kasihilah dan terimalah pasangan kita dengan kasih dan penerimaan yang tak bersyarat. Kembangkan sikap santun dan saling menghormati. Ketika pasangan kita tidak bisa seperti kita, bersikaplah penuh welas asih dan bermurah hatilah untuk memakluminya dan menerimanya. Ketika kita mampu mengenali perbedaan, kita akan mampu memberikan perlakuan yang tepat dan ketika masing-masing dapat memperlakukan pasangannya dengan tepat, kita akan menikmati keharmonisan.


Luangkan lebih banyak waktu dengan orang yang Anda kasihi, karena mereka tidak akan ada selamanya.”—George Carlin


*Materi ini hasil bacaan saya dari berbagai sumber di internet kemudian saya integrasikan dengan pengalaman saya sendiri maupun kasus-kasus konseling yang saya temui.

Comments


bottom of page