top of page
Writer's picturePaulus Chendi

Jenuh dalam Pernikahan? Coba Tips Ini

Updated: Aug 1, 2020



Ada pasangan yang sudah menikah 23 tahun, mereka sudah hidup berjuang bersama untuk keluarga dan cita-cita mereka. Anak-anak mereka sudah besar, kehidupan juga sudah mapan. Banyak suka duka telah dilewati bersama. Di tahap kehidupan ini harusnya mereka bisa menikmati kehidupan rumah tangga mereka dengan damai. Siapa sangka justru di tahap ini rumah tangga mereka retak dan berakhir dengan menyedihkan. Pasangan ini berhasil bertahan melewati 23 tahun pernikahan mereka, artinya mereka ini bukan pasangan yang doyan kawin cerai. Namun mengapa pernikahan mereka tidak bertahan? Tentu banyak sekali faktor penyebabnya, dan salah satunya adalah kejenuhan.

Kejenuhan seringkali menjadi pemicu awal keretakan sebuah rumah tangga. Kejenuhan bisa muncul akibat berbagai hal, baik yang berasal dari pasangan itu sendiri maupun yang datang dari luar. Kejenuhan terjadi karena kodrat, sebagai manusia kita ini gampang bosan dan selalu punya daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal baru. Sesuatu yang baru daya tariknya kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang. Dinamika seperti ini juga dialami dalam pernikahan.

Untuk mengatasi kebosanan biasanya kita mencari sesuatu yang baru. Bosan mobil yang lama bisa ganti mobil baru, bosan kerja, cari kerjaan baru, bosan baju, beli baju baru. Tetapi kita tidak bisa memperlakukan pernikahan dengan cara seperti itu. Pernikahan itu sakral, pernikahan itu kudus adanya. Memang hal-hal yang awalnya membuat kita tertarik pada pasangan kita setelah sekian lama semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa dan hal yang biasa cenderung menimbulkan rasa bosan. Jadi dalam pernikahan kita harus bekerja keras untuk mempertahankannya dan melawan sifat kebosanan kita itu. Perlu kita ingat bahwa hal yang menjadi biasa tidak berarti hilang, ia masih ada hanya tertutupi saja oleh sikap kita yang tidak lagi menganggapnya sebagai hal yang menarik. Karena itu kita dituntut kreatif untuk dapat mengilaukan kembali hal-hal yang telah menjadi pudar karena sudah biasa dan diperlukan usaha bersama untuk membuatnya kembali bersinar. Seringkali kita melihat rumput tetangga lebih hijau sampai kita lupa tetangga kita juga melihat hal yang sama rumput di halaman kita lebih hijau.

Sebetulnya kejenuhan itu tidak datang tiba-tiba dan sebagai pasangan kita bisa mengenali tanda-tanda bahwa pasangan kita sedang bosan dalam pernikahan. Salah satu tanda adalah kita cepat merasa terganggu dengan pasangan kita. Dulu hal kecil dan sepele tidak menjadi masalah, sekarang sering bertengkar karena hal yang sepele. Misalkan nada bicara dengan intonasi agak tinggi, pasangan kita jadi tersinggung, atau karena sebuah kalimat dalam sekejap memicu pertengkaran. Dulu istri bertanya nggak jadi masalah, sekarang kita jadi cepat emosi kalau ditanya-tanya. Hal-hal yang dulunya tidak mengganggu sekarang tiba-tiba mengganggu, dan makin sering terjadi. Kalau apapun yang ditanyakan atau dikomentari oleh pasangan kita membuat kita cukup terganggu, itu sudah tanda awas, pernikahan sudah memasuki tahap yang tidak sehat. Suami istri sudah tidak sanggup lagi menerima kelemahan pasangan, sudah tidak ada ruang terhadap kelemahan pasangan. Sudah jenuh. Di dalam kebosanan yang mulai timbul, biasanya mudah sekali orang ketiga masuk ke sana. Bagaimana hal itu bisa diatasi oleh pasangan suami istri, yang salah satu atau bahkan dua-duanya mungkin sedang dilanda oleh kebosanan?


Menurut Paul Gunadi, Ph.D, kita perlu membangun suatu hubungan yang saling mengisi. Mengisi artinya membuat kita merasakan kita ini berharga, dicintai, diperhatikan. Hubungan yang saling mengisi, menyuburkan, menggairahkan, seharusnya mengimbangi kecenderungan untuk merasa jenuh. Jadi, dengan kata lain, dalam pernikahan dibutuhkan keseimbangan antara dua faktor yaitu kebosanan itu sendiri yang harus diimbangi dengan rasa saling mengisi. Pernikahan yang bisa terhindar dari kejenuhan adalah pernikahan yang mengisi bukan mengeringkan. Dengan cara itulah pernikahan kita akan langgeng. Menurut Efesus 5:33 kebutuhan suami untuk diisi adalah dengan istri tunduk dan menghormatinya, kebutuhan istri untuk diisi adalah dengan suami mengasihi istrinya seperti kasihnya kepada tubuhnya sendiri. Pasangan harus saling mengisi dengan mentaati firman Tuhan ini.


Tips Mengatasi Rasa Bosan dan Kejenuhan Dalam Pernikahan

1. Luangkan waktu bersama pasangan. Mencoba hal baru berdua bersama. Ajak dia liburan bersama.

2. Amati kembali apa yang sebenarnya terjadi dalam hubungan Anda berdua. Mengapa hubungan menjadi dingin dan menjemukan.

3. Perbaiki komunikasi. Kalau perlu cari bantuan profesional, sehingga bisa memberi saran-saran untuk menyelesaikannya.

4. Menjaga ketertarikan. Rawat diri dan penampilan supaya terlihat segar.

5. Perbanyak humor, lontarkan guyonan sesering mungkin, tertawa bersama. Hangatkan hubungan dengan bercanda ria.

6. Alasan memilih dia sebagai pasangan karena ada sesuatu dalam dirinya yang membuat kita tertarik. Mungkin itu kebaikan, perhatian, kelembutan, ceria dan sekarang telah berubah. Kembalilah menjadi pribadi yang dulu, fisik bisa bisa berubah, tetapi karakter itu menetap.

7. Hindarilah runtinitas, kreatiflah mengelola pernikahan Anda.

Pernikahan itu jika diisi dengan hal-hal yang dinamis dan menyenangkan seharusnya kejenuhan itu tidak muncul. Jika ada yang sedang mengalami kejenuhan, kebosanan janganlah mengambil jalan pintas dan berpikir perceraian adalah jalan keluar yang terbaik. Pernikahan yang sudah dijalani layak untuk terus dijalani dan dipertahankan. Jika kita berjuang mempertahankan pernikahan kita, kita telah memberi sumbangsih besar terhadap tantanan kehidupan dan memberi sebuah contoh yang hidup bagi orang lain untuk diteladani. Selamat berjuang! (PC)

Commenti


bottom of page